Trik jitu untuk meninggalkan lawan-lawan berlari Anda di belakang.
Kesampingkan anggapan umum yang berasumsi bahwa olahraga lari hanya
soal kekuatan kaki – dan dengkul. Itu salah. Ada satu hal yang tak
mungkin Anda pandang sebelah mata saat berlari: bernafas secara benar.
Baiklah, Anda pasti bernafas – jika tidak, tak mungkin Anda berlari,
bukan? Tapi, tidak semua dari Anda mengerti bagaimana bernafas secara
benar. Metode pernapasan yang tepat sangat memainkan peranan penting
dalam efektivitas pelari.
Prinsipnya, semakin banyak oksigen yang masuk dan terangkut dalam tubuh
seorang pelari, maka dia pasti lebih unggul dibandingkan pelari lain,
terutama untuk jenis lari jarak menengah, jauh, atau marathon. Ketika
berlari, secara alami seseorang akan kehabisan napas karena otot-otot
membutuhkan oksigen lebih banyak daripada saat melakukan aktivitas fisik
biasa. Imbasnya, paru-paru bekerja lebih keras untuk menyerap oksigen
dari udara.
Selain melatih kapasitas paru-paru menyerap oksigen (VO2 max) dan
melatih fleksibilitas otot diafragma secara rutin, memiliki pola
pernapasan yang efisien saat berlari akan membuat seseorang lebih
efektif dan efisien untuk mendapatkan oksigen ke otot sehingga
meningkatkan daya tahan dan bisa berlari lebih jauh. Berikut beberapa
hal yang bisa Anda lakukan untuk mengembangkan pola pernapasan efektif
saat berlari:
1. Bernapas dari mulut.
Menggunakan mulut untuk bernapas memungkinkan lebih banyak oksigen yang
masuk dan karbondioksida yang keluar dibanding menggunakan hidung.
Selain itu, bernapas melalui mulut juga berfungsi mendorong otot-otot
wajah menjadi lebih rileks. Berbeda jika menggunakan hidung saat
berlari; yang justru membuat otot-otot wajah mengencang dan rahang
cenderung mengepal atau mengeras.
2. Lebih sering menggunakan pernapasan perut.
Cobalah bernapas dari perut, bukan dada. Cara melatihnya adalah dengan
berbaring terlentang, bernapaslah dan rasakan merasakan gerakan perut
yang naik turun. Latihlah secara rutin agar terbiasa dan aplikasikan
teknik ini saat berlari.
3. Mengambil napas pendek dan dangkal.
Menariknapas terlalu panjang dan dalam bisa membuat seseorang tidak
mampu belari jauh atau lama. Untuk itu, bernapaslah pendek secara
dangkal sehingga lebih mudah saat mengatur napas.
4. Sesuaikan irama napas.
Hal utama yang perlu diingat untuk mendapatkan napas yang efektif saat
berlari adalah dengan menarik dan mengeluarkan napas secara konsisten
dan berirama. Misalnya, ada pelari yang baru mengambil napas setiap dua
langkah, tapi ada juga yang setiap tiga langkah baru menarik napas. Itu
sah-sah saja, sesuai kondisi tubuh. Tapi, yang terpenting, pola
tersebut haruslah konsisten, tidak berubah-ubah, selama berlari.
5. Dengarkan napas.
Gunakan telinga untuk mengontrol pernapasan. Jika mendengar napas mulai
terengah-engah, maka kurangi kecepatan berlari. Jika sudah mulai
stabil, Anda bisa secara perlahan meningkatkan kecepatan berlari Anda.
Selain membantu Anda saat berlari, bernapas secara benar juga berperan
penting untuk menurunkan stres dan meningkatkan stamina fisik. Itu tidak
bisa dilatih dengan satu atau dua kali latihan. Anda harus tekun
berlatih berkali-kali agar bisa bernapas secara tepat.