Kamis, 02 Februari 2017
Cara Bernafas
Trik jitu untuk meninggalkan lawan-lawan berlari Anda di belakang.
Kesampingkan anggapan umum yang berasumsi bahwa olahraga lari hanya soal kekuatan kaki – dan dengkul. Itu salah. Ada satu hal yang tak mungkin Anda pandang sebelah mata saat berlari: bernafas secara benar. Baiklah, Anda pasti bernafas – jika tidak, tak mungkin Anda berlari, bukan? Tapi, tidak semua dari Anda mengerti bagaimana bernafas secara benar. Metode pernapasan yang tepat sangat memainkan peranan penting dalam efektivitas pelari.
Prinsipnya, semakin banyak oksigen yang masuk dan terangkut dalam tubuh seorang pelari, maka dia pasti lebih unggul dibandingkan pelari lain, terutama untuk jenis lari jarak menengah, jauh, atau marathon. Ketika berlari, secara alami seseorang akan kehabisan napas karena otot-otot membutuhkan oksigen lebih banyak daripada saat melakukan aktivitas fisik biasa. Imbasnya, paru-paru bekerja lebih keras untuk menyerap oksigen dari udara.
Selain melatih kapasitas paru-paru menyerap oksigen (VO2 max) dan melatih fleksibilitas otot diafragma secara rutin, memiliki pola pernapasan yang efisien saat berlari akan membuat seseorang lebih efektif dan efisien untuk mendapatkan oksigen ke otot sehingga meningkatkan daya tahan dan bisa berlari lebih jauh. Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengembangkan pola pernapasan efektif saat berlari:
1. Bernapas dari mulut.
Menggunakan mulut untuk bernapas memungkinkan lebih banyak oksigen yang masuk dan karbondioksida yang keluar dibanding menggunakan hidung. Selain itu, bernapas melalui mulut juga berfungsi mendorong otot-otot wajah menjadi lebih rileks. Berbeda jika menggunakan hidung saat berlari; yang justru membuat otot-otot wajah mengencang dan rahang cenderung mengepal atau mengeras.
2. Lebih sering menggunakan pernapasan perut.
Cobalah bernapas dari perut, bukan dada. Cara melatihnya adalah dengan berbaring terlentang, bernapaslah dan rasakan merasakan gerakan perut yang naik turun. Latihlah secara rutin agar terbiasa dan aplikasikan teknik ini saat berlari.
3. Mengambil napas pendek dan dangkal.
Menariknapas terlalu panjang dan dalam bisa membuat seseorang tidak mampu belari jauh atau lama. Untuk itu, bernapaslah pendek secara dangkal sehingga lebih mudah saat mengatur napas.
4. Sesuaikan irama napas.
Hal utama yang perlu diingat untuk mendapatkan napas yang efektif saat berlari adalah dengan menarik dan mengeluarkan napas secara konsisten dan berirama. Misalnya, ada pelari yang baru mengambil napas setiap dua langkah, tapi ada juga yang setiap tiga langkah baru menarik napas. Itu sah-sah saja, sesuai kondisi tubuh. Tapi, yang terpenting, pola tersebut haruslah konsisten, tidak berubah-ubah, selama berlari.
5. Dengarkan napas.
Gunakan telinga untuk mengontrol pernapasan. Jika mendengar napas mulai terengah-engah, maka kurangi kecepatan berlari. Jika sudah mulai stabil, Anda bisa secara perlahan meningkatkan kecepatan berlari Anda.
Selain membantu Anda saat berlari, bernapas secara benar juga berperan penting untuk menurunkan stres dan meningkatkan stamina fisik. Itu tidak bisa dilatih dengan satu atau dua kali latihan. Anda harus tekun berlatih berkali-kali agar bisa bernapas secara tepat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar